PANJENENGAN PENGUNJUNG NOMER

JAM PIRO SAIKI

Tuesday, February 13, 2007

Bis Bertingkat Yang Menyeramkan

yang sering pulang malem naik bis hati - hati ya ....
perhatikan sekitarnya ....
kejahatan bukan karena niat pelakunya, tetapi karena adanya dana
umum..eh..
kesempatan
waspadalah .. waspadalah ..

Bis Bertingkat Yang Menyeramkan

Malam ini udara dingin sekali. Dua hari lagi hari raya Imlek akan tiba.
Vivin yang sedang berdiri di halte, mengusap-usap telapak tangannya
untuk
mengusir dingin. Sayup-sayup terdengar suara burung hantu di kejauhan.
Vivin
mengutuk bossnya dalam hati, karena memaksanya berangkat pada jam yang
sangat tidak menyenangkan ini. Vivin ditugaskan untuk mengantarkan
sebuah
paket ke sebuah gudang tua di ujung kota. Perjalanan ke sana memerlukan
waktu sekitar setengah jam, dan satu-satunya jenis
angkutan umum yang tersedia adalah bis bertingkat yang sudah tua dan
jalannya lambat.

Setelah menunggu lama, akhirnya bis itu muncul. Vivin pun naik. Hanya
ada
beberapa penumpang saja yang terlihat. Vivin terus melangkah menuju
tangga
karena dia memutuskan untuk duduk di tingkat atas saja. Tetapi
langkahnya
dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di dekat tangga.

Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Vivin
terkejut. Dia pernah mendengar kisah-kisah menyeramkan tentang bis
bertingkat seperti yang pernah diceritakan teman-temannya.
Karena merasa ngeri, Vivin pun mengurungkan niatnya untuk naik ke atas.
Setelah memilih sebuah bangku yang agak jauh, Vivin duduk sambil
membayangkan
hal-hal yang mengerikan yang mungkin terjadi.

Perjalanan 30 menit yang menegangkan itu pun akhirnya dapat dilalui.
Vivin
telah sampai di tempat tujuannya, ketika bis bertingkat itu berhenti di
sebuah halte. Vivin turun sambil menarik nafas lega, sementara
bis itu kembali melanjutkan perjalanannya.

Keesokan malamnya, satu malam sebelum malam Imlek, Vivin kembali
ditugaskan
bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama. Vivin
pun
kembali berangkat menuju halte. Bis yang sama dengan bis yang kemarin
muncul
lagi. Vivin naik. Penumpang bis yang terlihat hanya beberapa orang
saja.
Vivin lalu berjalan menuju tangga. Tetapi di
sana Vivin kembali dihentikan oleh seorang nenek keriput yang duduk di
dekat
tangga. Nenek yang sama dengan yang kemarin.

Nenek itu berkata,"Jangan naik ke atas, nak. Di atas berbahaya.". Vivin
teringat dengan pengalamannya kemarin. Ia merasa takut dan memilih
untuk
duduk di sebuah bangku yang agak jauh dari tangga.
Setelah 30 menit, bis bertingkat itu akhirnya berhenti di halte tempat
tujuan Vivin. Vivin turun dengan perasaan lega. Dan bis itu pun
melanjutkan
perjalanan kembali.
Keesokan harinya, tepat pada malam Imlek, Vivin kembali diberi tugas
oleh
bossnya untuk mengantarkan sebuah paket lagi ke gudang yang sama
dengan sebelumnya. Vivin menunggu bis di halte sambil melihat ke
sekelillingnya.
Suasana kota terlihat meriah. Lampion dan hiasan berwarna warni
menghiasi
sudut-sudut jalan. Ketika bis bertingkat yang ditunggunya datang,
Vivin naik. Bis itu adalah bis yang sama dengan yang kemarin. Vivin
melihat
ke arah bangku di dekat tangga, dan benar saja, nenek yang sama dengan
yang
kemarin terlihat duduk di situ. Vivin lalu mendekati nenek keriput itu.
Sebelum nenek itu berkata apa-apa,
Vivin mendahuluinya, "Nek, apapun yang akan Nenek katakan, saya tetap
akan
naik dan duduk di atas. Malam ini adalah malam Imlek dan suasana kota
begitu
meriahnya, saya tidak takut akan sesuatupun.".
Tanpa menunggu jawaban apa-apa dari nenek tua itu, Vivin lalu naik ke
atas.
Tidak ada penumpang satu orang pun di atas. Vivin memilih untuk duduk
di
dekat jendela, dan menunggu dengan perasaan tegang. Tetapi hingga 30
menit
berlalu, tidak terjadi apa-apa.
Akhirnya Vivin sampai di tempat tujuan, dan bis itu berhenti di sebuah
halte. Vivin turun dari tingkat atas dan mencari si nenek keriput di
dekat
tangga. Setelah bertemu, lalu Vivin bertanya, "Nek, kenapa sih, Nenek
melarang penumpang untuk naik ke atas? Saya sudah mencoba sendiri,
ternyata
di atas tidak ada apa-apa yang membahayakan. Sebenarnya ada apa sih,
nek?".
Sambil menunjukkan jarinya ke atas, nenek keriput itu menjawab,


"Di atas berbahaya, nak. Tidak ada supirnya.".


he...he...he... daripada marah2, entar bisa kesambet jin
mending ketawa...huarakakakakakkkk.....

No comments: